Selasa, 09 April 2013

Arti Dan Sejarah Kota Manado

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibibnpoZLl6WEtAP-IrvsIfYNpNXf-iPj2c4R3dpINs8n53u5cxXybesFrecpZY0C0RM_9HPL7lE4OCyTdjh2edU_6TX59L9sUaZALu_loM0Mslvl_udBL18Jwrqk5u5a8ibr-eHtVX8o/s1600/manado.jpg

Kota Manado adalah ibu kota dari provinsi Sulawesi Utara. Kota Manado seringkali disebut sebagai Menado. Motto Sulawesi Utara adalah Si Tou Timou Tumou Tou, sebuah filsafat hidup masyarakat Minahasa yang dipopulerkan oleh Sam Ratulangi, yang berarti: "Manusia hidup untuk memanusiakan orang lain" atau "Orang hidup untuk menghidupkan orang lain". Dalam ungkapan Bahasa Manado, sering kali dikatakan: "Baku beking pande" yang secara harafiah berarti "Saling menambah pintar dengan orang lain".
Kota Manado berada di tepi pantai Laut Sulawesi persisnya di Teluk Manado. Taman Nasional Bunaken terletak tidak jauh dari pantai Kota Manado.

Kota Manado merupakan pengembangan dari sebuah negeri yang bernama Pogidon. Kota Manado diperkirakan telah dikenal sejak abad ke-16. Menurut sejarah, pada abad itu jugalah Kota Manado telah didatangi oleh orang-orang dari luar negeri. Nama "Manado" daratan mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama "Pogidon" atau "Wenang". Kata Manado sendiri merupakan nama pulau disebelah pulau Bunaken, kata ini berasal dari bahasa daerah Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti "di jauh". Pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropa dengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah.


Benteng Nieuw Amsterdam di Manado pada tahun 1920-an

Pemandangan jalan di Manado pada tahun 1910-an
Keberadaan kota Manado dimulai dari adanya besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Juli 1919. Dengan besluit itu, Gewest Manado ditetapkan sebagai Staatsgemeente yang kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya antara lain Dewan gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai oleh seorang Walikota (Burgemeester). Pada tahun 1951, Gemeente Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesi tanggal 3 Mei 1951 Nomor 223. Tanggal 17 April 1951, terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada 1953 Daerah Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954. Tahun 1957, Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun 1959, Kotapraja Manado ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun 1965, Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Manado yang dipimpin oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974.
Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623, merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, dimana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919, yaitu munculnya Besluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan dan tahun 1623 yang diambil dari unsur historis yaitu tahun dimana Kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa penting tersebut, maka tanggal 14 Juli 1989, Kota Manado merayakan HUT-nya yang ke-367. Sejak saat itu hingga sekarang tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado.

Searce..http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Manado

2 komentar:

  1. Kenapa ada Dua Kembaran Nama yaitu MANADO yang ditambahkan kata “TUA” yang merujuk ke Pulau MANADO TUA dan MANADO yang saat ini disebut Kota MANADO??

    Sangat jelas bahwa Pulau MANADO TUA adalah Nama yang pertama kali masuk dalam Peta Dunia yang ditulis oleh seorang Kartografer yaitu Nicolas Deslin Tahun 1541.. dimana Pulau MANADO TUA oleh Bangsa Eropa yang pertama kali mendarat di Sulawesi Utara adalah Bangsa Portugis Tahun 1523.. bahkan sebelum masuk dalam Peta Dunia, Bangsa-bangsa Eropa telah mendengar Nama MANADO, sehingga pada saat Ekspedisi Bangsa Portugis mengarungi Laut Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Nahkoda Simao Da’Breu pada bulan Mei 1523, dalam ekspedisi ini Simao Da’Breu dilaporkan melihat Manado dalam hal ini Pulau Manado Tua..

    Dan Penemuan Pulau MANADO TUA dicatat Gubernur Portugis di Maluku ANTONIO GALVAO dalam bukunya yang berjudul TRATADO yang diuraikan dengan satu kalimat pendek: ‘Ouueram vista das ylhas de Manada…’ atau ‘Mereka melihat Pulau Manado..

    2. Jikalau Nama MANADO menggantikan WENANG dan PONGIDON (PONDOL), lalu kenapa Nama WENANG dan PONGIDON (PONDOL) hingga saat ini masih ada dan wilayahnya hanya sebesar Kelurahan dan Kecamatan seharusnya secara Logika kalau sudah di Ganti maka Nama WENANG sudah musnah atau tidak digunakan lagi bukan??

    Berarti sebelum Nama WENANG dan PONGIDON (PONDOL) itu ada, Nama MANADO telah terlebih dahulu ada dan Nama MANADO bukan hanya sekedar Nama tetapi itu mengandung makna Teritorial/Kekuasaan dari Kerajaan BOWONTEHU yang berada di Pulau MANADO TUA dengan Raja-rajanya yang Gagah Berani pernah memerintah disana yaitu MARIKA, LUMENTUT dan WULANGKALANGI.. yang wilayah Kekuasaannya mulai dari Pulau-pulau di Sangihe, Pesisir Pantai Minahasa, Bolaang-Mongondow hingga Teluk Tomini di Toli-Toli Sulawesi Tengah.

    Oleh sebab itu, kenapa bukan Nama WENANG dan PONGIDON (PONDOL) yang menjadi Nama dari Ibu Kota Sulawesi Utara.. lalu kenapa para Dotu-Dotu Bantik dan Tombulu tidak pernah Protes saat Nama MANADO digunakan sebagai Nama Ibu Kota Prop. Sulawesi Utara??

    BalasHapus